Hujan Adalah Proses
Pemeliharaan korektif
Jika selama pemeriksaan perawatan rutin mobil anda menemukan tanda-tanda kerusakan parah, anda perlu melakukan perawatan korektif. Ketika pembacaan komputer atau pengukur untuk mesin menunjukkan anomali yang tidak biasa dan mungkin berbahaya, anda perlu melakukan perawatan korektif. Pemeliharaan korektif berkaitan dengan perbaikan dan penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan kembali aset dan berjalan dengan kekuatan penuh dan kondisi optimal.
Hujan Orografis atau Relief
Hujan orografis pada umumnya terjadi pada perbukitan atau pegunungan karena proses terjadinya diakibatkan angin yang datang mendorong udara yang mengarah pada bukit maupun pegunungan ataupun hutan hujan tropis dimana tempat berbagai fauna tinggal, seperti halnya yang dibahas pada buku Seri Mengenal Habitat Hewan: Hutan Hujan Tropis.
Kemudian, udara yang mencapai bukit mulai menjadi lebih dingin. Ketika mencapai kelembaban, ia akan perlahan-lahan mengembun menjadi awan lalu turun ke bawah menjadi tetesan hujan di permukaan bumi.
Hujan frontal dapat terjadi saat pertemuan udara dingin dan hangat. Bayangkan ketika kamu mendaki sebuah bukit. Semakin tinggi kamu naik, maka akan semakin dingin pula suasana yang terasa di atas. Hal ini juga berlaku pada hujan tersebut saat udara panas naik menuju atmosfer kemudian menabrak udara dingin di atas.
Udara yang mulai dingin itu akan menjadi awan stratus, kemudian turun ke permukaan bumi sebagai hujan. Hujan jenis ini juga bisa disertai dengan badai petir dan kilat. Selain itu, hujan frontal juga dapat terjadi hingga beberapa jam.
Hujan muson diakibatkan oleh angin muson atau yang lebih dikenal sebagai angin yang menyebabkan musim hujan dan kemarau. Angin muson juga berhembus dari benua asia ke australia seiring dengan perubahan musim yang ada. Saate angin ini melewati berbagai samudera, akan ada banyak uap air yang berakibat pada terjadinya hujan. Sering kali hujan ini turun wilayah di India, Asia Tenggara, dan beberapa kawasan lainnya.
Air hujan akan turun di darat, di laut, dan juga di tanah. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah, lantas akan keluar melalui sumur. Selain itu, air hujan juga akan merembes ke danau atau sungai. Sementara, air hujan yang jatuh ke perairan seperti sungai dan danau akan menambah jumlah air di tempat itu. Kemudian, air akan mengalir ke laut. Meski demikian, sebagian air di tempat perairan akan menguap kembali. Proses penguapan tersebut akan membentuk awan yang juga berasal dari tumbuhan. Proses siklus air itu akan terus berulang, hanya saja wujud dan tempatnya berubah.
Air hujan memiliki banyak manfaat. Berikut penjelasan lengkapnya yang juga bisa kamu pelajari melalui buku Seri Sains untuk Balita: Hujan dengan ilustrasi menarik!
Seri Sains untuk Balita : Hujan
Perawatan preventif
Jenis pemeliharaan ini dilaksanakan pada jadwal tetap dan biasanya mencakup kegiatan seperti pemeriksaan, pembersihan, pencucian, penggantian, dan pemeriksaan. Ini biasanya dilakukan di waktu henti antara shift atau pada akhir pekan untuk menghindari memengaruhi tujuan produktivitas.
Pemeliharaan rutin memiliki dua tujuan; untuk mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat diperbaiki secepatnya dan untuk mencegah kemungkinan masalah menjadi kenyataan melalui perawatan yang konsisten.
Pemeliharaan prediktif
Jenis perawatan ini berfokus pada teknik yang digunakan untuk menentukan jadwal yang tepat untuk perawatan terencana dan korektif. Tujuan utamanya adalah untuk memprediksi, melalui berbagai metode pengujian, kapan sebuah mesin akan mulai mengalami keausan parah sehingga pemeliharaan korektif dapat dijadwalkan tanpa mempengaruhi sasaran produktivitas dan sebelum mesin rusak.
%PDF-1.5 %âãÏÓ 35 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 145023 /Length1 341160 >> stream xœì| |SUÚþ9÷fk’6IiÚ´i›„´¥JÙii ”J°eméBÑeEÐ*²XEqW\qÄ% (QÑÁ]q_Æ�Ñqt·QGèÿ9÷Í�Ât–of¿/oûäyÎ{–{Ö÷žþhaœ1–Œ«.©(9ææêíLŸü!c{KG”LY˜^5�ñžëSï(1¶8·²öÆ»?ɘ²gdIiÙÔïNñ2%;‹1ƒ}äÄ Ëjß-cJ ?S> �¬�0þñ"ã½72öÍ¥*òûnzdæ}Œñ�ñÔêÚù5Í#ƒw1VyÚ¯«=m©wgó»¨'cúÝ ÍsçÃŒ“›ag,¾÷Üš%Í,“ùñüvÔ·Ïm:£akÁ�ÙŒ]†öú„ëkê¾5oÙ�ö›�?°Žø»�£�¾é¬ÆùKOurò#è;|SçœZ¿xÁ¤³'Õ2ö—/‘¿±iamÍŒ§&?ÍØcW3ÖwêüšÓ›{Z²?B}Œ—yç×/yû–ô OoÑÿ5óë7>¸wcß·àùÎæ…K–v¸ÙZôïjQ¾yq}s—¹]S›Äã?eb® ½’ŠÊ7nœmú-K51a|ºòYÁ¯"¹?<Ü÷™i ’qLad¨g`GßkÞüãÁƒ›ã>ÓZêd‰FáIíÁZ˜�•£žÎgë�3P{.gª.À72=3é7éû¡ÉLbõ¶Va&¦ØôŠ¢èTE÷>ëѱ‡e�©õ 6®Âëeèö³Ôã JŽ—ñ‘§îÐ'ˆ‘²$]±ÞðçÙÿy3¼Îîú¥ûð¿Åtõì¦_ºÿˆÿžþª~]óðï0]VýK÷!fÿsSžf›~é>üLùõÏÔãß±¦u_b³˜Å,fÿ¼)×róOæU³ÿɾüZLÀ.ø¥û Mw9›<ÃüêglÎqþ�ì¬ãÒ lp°øÿ©Ç¥‹Ù\eKUÏa3:ûÕlÁqéÙD`P‚¿æßÙ?ÕÇFñï™_ ³1�ýÊ{l:ûö?©«\Ï ø·¬�2™ =Î?‰õþgÊÅ,f1ûeM÷kø�?s>»è?ý̘Å,f1‹YÌb³˜Å,f1‹Ùÿ^‹ýœ³˜Å,f1‹YÌb³˜Å,f1‹YÌbößm<öÛè1‹YÌb³˜Å,f1‹YÌb³˜Å,f1û/3¥™%ƒ€ìü©ÿ²g4°aÀ,` þ’¿]»ãŽU?b³˜Å,f1‹YÌb³˜Å,fÿ§L�"=ú?à>�”r?Ó±{�Îa^(T<ëÊú²�l«c‹Ùfa;3 ½qÞfïiÞs½k³ŸíÐþ[”ó²Þ?Q®%ZŽw|‹ÇîVwwü…ÝÏÓ:jÕ2uاëtû`-¾Ö|°æ½“¢ýéú·G ŽV¯bþ™–úêÄÿÉi%úÿþ*ìç�wjï§÷™z@ý<ª¿þ›½ëlÇÏ÷�:“ö3yþCÏýåMý—¶ö«Ú™Áik×,]²xQóÂó›N=e^ã܆úº9³gÍœ1}ZUehJÅäI'Œ7vÌèòQ#ËJKŠG ;iè�Á…ƒÈï•×37';ËßÕãJrØmñsœÉhÐëT…³ž¥þ²jo8§:¬Ëñ�•'Òþ8j:9ªÃ^¸ÊŽ/öVkżǗ¢dà %ƒT2x´$·{‡²¡y=½¥~oø¹¿·�O›T ½¡Ä_å Ðô8Mër´D<>jxK]�%Þ0¯ö–†ËNkl-.A{ms±¿¸Þœ×“µ™-�¨p®¿¹�çãšPrK·)Ì/V³KkêÂ'U––¸}¾*ÍÇŠµ¶Â†â°QkË;Oô™]àm빧õÂv;›S°ÖùëjfT†ÕTjUK[[×…�pwI¸ûŠ]r}¸§¿¤4ð£±1“�>€‡õÙv¿·õ[†Îû|v¼§&ê1dÛ¿eBŠ!�&äKÍÐ7ôãóùD_.h²9H„[&URÚËæ¸#,˜¨ +Õ"g�Ìq†DN‹Ì9Z½ÚïKUZý>Ñn™ãÍë‰Ù×¾³ñ�|oXÍ©žSÛ(¸¦¾Õ_RBó6¥2,�ÖDÇZÚÖ;åkª1ˆyb&U†óýÍá$ÿ* ‡W¬Á¼ŠJJ´Z8©8̪k£µÂù¥%¢_ÞÒÖêê hË?©r'ë×ñ~[¯{[?ÖŸU‰~„“‹±(9¥•u aOµ»û³Á[éö…ƒU˜¾*e}•X%¿=Üý}<Χ=Q«…±�PZ#7f›¼•Š[«‡·þC‘aÇriI±¢#†z+¹›ÉbxJ´„Pǵƒ„š]Ñϼžm&fõM©.ÆY-C¸ó—Õø½voYkM{G˜ֶ`°µ¹´ºq0ÎE«¿¼®Õ_Q9Ôu~rå*÷ ñìD6†�™2M)lD›Ÿ¯ŸÔäë+¦Uî´3æ]?¥2¢p¥¸zDU[ò*wzj^Ex…S$¼"!ZšŒ„I+ïÞd¬EËÕi-]ÛΙæ3Igµí ùìô íAAÜnjÛu””¥uð™È×B¥s£¥Mȱ‹œ]L÷=‘IÖÆÄÍú )´*ñ ¦T¸"ðìBÙ8ζYyQb„0ìBW#öÞ'¥Þ:±ÿVV5¶VW‰èÁ’±WñÍÃÜ?Œ…ÿ0ôØ` ›ýõ#Âÿá/þ"ò„߈�Ï“9[ÝÖj?1NL%ss:kªhÒÛÞÑ1¥Ò÷œû@•gi02ÀËMŸ=åF TÃ=2ÜR[#úÁB•¢®1»¼¶ çR6ˆ"åá8´m%Ê´:⼡R-öZ�_“p#t´T…«â¡•óª´ój³QþÁaCµ©ÏʯjMô÷Ղκ9{� 8ô�UT’Ç�$VE“d´¢çµ~dÕV{i�Tà,ÓËÂì&O=b¾.§^ƒÙÍdbXj¶%ÞŽë…ñ-´¥—ˆ9úlcUu^K‹À³íaz”Ói*£0;È*}Á÷:tU}D43©�MöŸŽÐ):µdDv8>»¼o7ªo�Ç_ +›D´DÛØK^£¹óŽ�Ðޱņ¯“!vˆ·ŸØ̽•UµžèOäõ4�è�×ܦø¿^�æË”5§’]+Þ `±á´ýæ-¯Jÿè6e|@c®qëh?Þ J¶ .:*Ž�Ï[W%J¡ËµXö“…x§Bâ55Þj"S<š¢Ål Ï=>Ùx4Y&€Ë`v/ºC`("Öb¯œâ7agÊ"bE¼^»°_|h•G Tc‘Žlì:qhZj½•s°ÙÑ`YukY«¸¢ÖÖD§-ú¤ð‚ÀqMâ\pl4$†n™è®òVãjÊ'Uú|nœF°·÷T�xL¤ñLœ¦]UjZÅg¸©T¹ÃF¼˜jêý>¼AÂ"Ñì‹>ê¢Ç†¹[[ýaíÜ–¡0šÏÁ±+„ï怿¦^\¡Ä º^«[†îj³#Zs—úq–ëáÖæ‡Ð7G|Ô¶ŠúÌê fÂÑšØê-lEž‰·‡.§vj5^Uâ�äÕ–ºÆ�&¡\¤ªÐŒËéˆÞÌ´Í4fóhßTؤµŠžM®O”E´ó$Ä¢@XI)@¦<Ÿ<RÆ)Ud—czƒØUnQÛV¦TF—G«_.ªºå‚Q5x´wHô|µeóõ;¿›f„�c&Owcb‘)_Eò%5Có·Å©Ã+”'•ÇYó(ODùV ¼ÉBÊïÀ¯ƒßˆòkàWÁ¯€_¿~ü0ø!ðƒàÝ,ÄtÊ[¬?0P�ª:àVà@ÏNEKœYPŸ³$åQVÔK�Ë=Ê>„¼[Ñ"g^å¼íq.>‹ºZŠs¥8GŠ)Ζâ,)VI±RŠ3¥X!ÅRœ.År)N“b™K¥X"Å")š¥X(Å)æKÑ$Å©Rœ"Å<)¥˜+EƒõRÔIQ+Å)j¤¨–b¶³¤˜)Å)¦K1MŠ*)*¥8YŠ©R„¤˜"E…“¥˜$ÅD)&H1^ŠqRŒ•bŒ£¥(—b”#¥(“¢TŠ)Š¥!Åp)‚RI1LŠ“¤*Å)KQ(E�ƒ¤(Å )úKÑOŠ¾Rô‘¢·ùRô’"OŠžR¤è!Ew)r¥è&EŽÙRdIá—¢«>)¼Rx¤È”"CŠt)ÜR¤I‘*…KŠ)’¥pJ‘$E)¥pHa—Â&E‚ñRX¥°Ha–"N “F)Rè¥ÐI¡J¡HÁ¥`QÁ;¤8"Åa)Iñ£¥øAŠï¥ø‹ßIñßHñg)¾–â+)¾”â)>—‟Iñ©’â)>–â�R|$ŤøPŠ¤ø½û¥x_Š÷¤xWŠw¤x[Š·¤xSŠßIñ†¯Kñš¯JñŠ/Kñ’/Jñ‚ÏK±OŠç¤xVŠg¤xZŠ§¤xRŠ'¤x\ŠÇ¤Ø+Åo¥xTŠG¤Ø#ÅÃR<$ŃRì–â)vI±SŠv)vHq¿÷I±]ŠmRD¤h“",ŽRÜ#ÅÝRÜ%ÅV)î”â7RÜ!Å)n—â6)n•â)n–â&)6Kq£7Hq½×Iq×H±IŠ«¥¸JŠ+¥¸BŠË¥¸LŠK¥¸DŠ�R\,ÅERl�âB).�¢UŠó¥X/Å:)ÖJ±F yíáòÚÃ嵇Ëk—×.¯=\^{¸¼öpyíáòÚÃ嵇Ëk—×.¯=\^{¸¼öpyíáòÚÃK!ï?\Þ¸¼ÿpyÿáòþÃåý‡Ëû—÷.ï?\Þ¸¼ÿpyÿáòþÃåý‡Ëû—÷.ï?\Þ¸¼ÿpyÿáòþÃåý‡Ëû—÷.ï?\Þ¸¼ÿpyÿáòþÃåý‡Ëû—÷.¯=\^{¸¼öpyÛáò¶Ãåm‡ËÛ—·.o;\Þv¸¼ípyÛáÅÛ„hW΋dóàÎÉt‚Î¥Ô9‘ÌÁ J�MtV$Ó ZE©•Dg :#’1tz$£´œè4¢e”·”RKˆ“sQ$c¨™h!Ñ*2Ÿ¨‰èÔHz)è¢yD�Ds‰"é% zJÕÕÍ!ª!ª&šM4‹êͤԢéDÓˆªˆ*‰N&šJ"šBTA4™hÑD¢ Dã‰Æ�%C4:â.•�Š¸GƒF•EÜc@¥÷XP Q1ÑÊNõ‚DEToÑIDC©ä¢ÁT½�¨€hÑ@¢ÔX¢~ÔJ_¢>D½©±|¢^T/�¨'Q€¨Qw¢\¢nÔtQ6µ™Eä'êJMûˆ¼TÏC”I”A”Nä&J‹¤�¥¹"i@)DÉät%‘³Q"‘ƒòìD6r&ÅY)ÏBd&Š£<‘‘ÈI�ÒGR'�tD*9Jq"¦ï :¢á‡)uˆèG¢ƒ”÷¥¾'úÑwDßF\S@ßD\ ?Sêk¢¯ˆ¾¤¼/(õ9Ñ¢Ï(ïS¢?‘ó¢�‰þHôù¥>¤Ô”ú=Ñ~¢÷)ï=¢wÉùÑÛDo½IE~G©7ˆ^�¤œz-’2ô*Ñ+ä|™è%¢‰^ "Ïí#çsDÏ=Cô4yŠèIr>Aô8ÑcD{‰~K%¥Ô#D{ˆ¦¼‡ˆ$çn¢ˆví$j§’;(u?Ñ}DÛ‰¶E’‹@‘HòtPQ˜è^¢{ˆî&º‹h+Ñ�‘dÄkþjå¢-”w;ÑmD·ÝBt3ÑMD›‰n¤Æn V®'ºŽò®%º†hÑÕTá*J]ItÑå”wµr)Ñ%”·‘èb¢‹ˆ6]H%/ T+ÑùDë‰Ö�8k@k"Î9 óˆVGœ s‰Î‰8C –ˆÁ˜Ÿq�E´Šª¯¤zgˆ8ë@gPõÓ‰–�F´Œh)Ñjz1U_DÔqÖ‚Rc¨ä|¢&¢S‰N!šGõ‰æRϨz=Q•¬%šCTCTM4›h z&õlÑtô4jºŠTIt2uw*=(DL!ª šL4)’MŒ$‰'Lˆ$‰í=>’´4.’”KEÆ�Ž$á^ÀË)5Šh$9Ë"Ig�J#Ië@%‘¤³AÅ‘¤ÐˆHbh8Q�¨ˆhX$ïw~¥†FU !Dƒ#±5 ‰ "Ž‘ AG%h`Ä1 4€òúõ‹8z‚úRÉ>‡XïˆCœÍ|¢^T=�žÐ“(@�õ êN�åu#Ê!ÊŽ8Ä,eù©Í®Ô¦�óR+¢Lª—A”Nä&J#J�Øg‚\û,PJÄ>”Lä$J"êB”HTÁNNQQ<‘•JZ¨¤™œqD&"#‘�JꩤŽœ*‘BĉX°Ã6Ç#pÄVë9l«ó‚þ8ü ß÷ðýøøøþ?_#ï+¤¿¾ >Àÿð)òþ„ô'ÀÇÀ��æzþ�Ðèùø ø=°¾÷Áïïï ý6ø-àMàwÀñ§z^�ïãy üj|“ç•øÏËÀKÐ/Æ
Pemanasan dan Pemisahan Muatan
Dalam awan cumulonimbus, proses konveksi (perpindahan panas) menyebabkan udara hangat naik dengan cepat, sementara udara dingin turun. Tetesan air dan kristal es yang bergerak saling bertumbukan dan menghasilkan gesekan. Gesekan ini memisahkan muatan listrik dalam awan:
Pembentukan Perbedaan Muatan
Perbedaan muatan listrik antara bagian atas dan bawah awan semakin besar seiring dengan bertambahnya konveksi. Selain itu, permukaan bumi juga bisa menjadi bermuatan positif akibat pengaruh awan yang bermuatan negatif di atasnya.
Akibat perbedaan muatan yang sangat besar antara bagian bawah awan dan permukaan bumi, tercipta medan listrik yang kuat.
Pemeliharaan prediktif
Jika pemeliharaan rutin dapat dilakukan setiap hari, mingguan, atau bulanan, pemeliharaan terencana dapat dijadwalkan setahun sekali atau sesuai kebutuhan. Ini karena pemeliharaan terencana lebih memakan waktu, mahal, dan menyeluruh, seringkali membutuhkan layanan spesialis.
Dalam konteks perawatan unit AC, perawatan rutin adalah melepas dan mencuci filter sebulan sekali, sementara perawatan terencana mempekerjakan profesional HVAC untuk memeriksa level refrigeran, kemungkinan kebocoran, dan mengukur aliran udara melalui koil evaporator.
Beberapa Proses Terbentuknya Hujan
Penyerapan air hujan ke tanah bisa melalui celah-celah, pori-pori tanah, maupun melalui batuan. Air yang masuk ke dalam tanah tersebut akan menjadi sumber air atau air cadangan. Oleh sebab itu, penting untuk menyediakan daerah resapan air agar ada air cadangan. Biasanya, daerah resapan air tersedia di hutan-hutan dengan kondisi vegetasi yang masih rapat.
Pohon-pohon yang ada di hutan mampu menguatkan struktur tanah sehingga ketika hujan turun air tidak langsung hanyut begitu saja. Air akan terserap dan tersimpan di dalam tanah. Dengan demikian, air yang tersimpan akan menjadi air tanah.
Peran tumbuhan pun sangat penting untuk memudahkan penyerapan air ke tanah, terutama pada bagian akar tumbuhan. Air dan akar di dalam tanah mampu membuat struktur tanah menjadi kokoh dan tidak mudah longsor. Namun demikian, turunnya air hujan tidak sesederhana air yang turun dari langit. Terjadinya hujan melewati beberapa proses siklus air. Secara umum, tahapan terjadinya hujan dibagi menjadi tiga, yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
Proses siklus air hujan secara lengkap dijelaskan pada buku Selamatkan Bumiku: Dari Mana Datangnya Hujan? karya Kang Kyung A dibawah ini.
Tahapan pertama yang dilalui adalah evaporasi, yaitu proses penguapan air. Panasnya suhu bumi dari matahari akan membuat air sungai, danau, dan laut menguap menjadi butiran atau uap air. Uap air tersebut akan naik ke atmosfer, lantas menggumpal menjadi awan. Apabila suhu udara semakin panas maka semakin banyak pula air yang akan menguap ke udara. Hal itu akan menyebabkan terjadinya hujan semakin deras.
Coba perhatikan saat kamu tak sengaja menumpahkan segelas air di suatu tempat, misalnya, di lantai atau di jalanan. Dalam beberapa jam, air tersebut akan hilang. Bagaimana bisa? Ya, hal itu dapat terjadi karena air yang tumpah tersebut telah mengalami proses penguapan.
Proses penguapan bisa menjadi lebih cepat apabila terjadi saat suhu di suatu tempat panas akibat teriknya sinar matahari. Evaporasi menjadi tahapan awal dari serangkaian proses terjadinya hujan. Energi panas matahari membuat air yang berada di laut, sungai, danau, dan banyak sumber air di permukaan bumi mengalami penguapan. Apabila panas matahari semakin tinggi, maka akan semakin banyak pula air yang menguap dan naik ke atmosfer bumi.
Tahapan selanjutnya adalah kondensasi. Uap air hasil proses penguapan atau evaporasi akan naik ke atmosfer, kemudian mengalami kondensasi atau pengembunan. Pada proses tersebut, uap air akan berubah menjadi partikel-partikel es yang sangat kecil.
Partikel es yang terbentuk dari uap air tersebut akan mendekati satu sama lain, kemudian membentuk gumpalan putih yang biasa disebut awan. Proses partikel es yang saling mendekat dan membentuk awan itu disebut koalesensi.
Pada tahapan itu, partikel es memiliki jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran tersebut air akan jatuh dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s. Sementara, kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan membuat partikel itu tidak jatuh ke bumi.
Perubahan uap air menjadi es tersebut dipengaruhi oleh perbedaan suhu pada perbedaan ketinggian awan di udara. Apabila semakin tinggi awan yang terbentuk, suhu akan semakin dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan naik ke atas lantaran terkena panas dari matahari. Setelah uap air naik cukup tinggi, terjadilah pengembunan yang berubah menjadi tetesan air.
Apabila kamu pernah melihat segelas air dingin di atas meja, uap air yang berada di gelas tersebut akan mengembun, lalu menjadi tetesan air. Hal yang sama juga terjadi ketika uap air naik ke langit lalu menjadi cairan. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua air yang mengembun akan membentuk awan. Hal itu karena sebagian mengembun di dekat tanah, sebagian naik menjadi kabut, dan sebagian lagi akan naik ke langit membentuk awan.
Proses yang ketiga adalah presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya butiran es di awan, kemudian turun menjadi titik-titik hujan ke bumi. Awan yang telah terbentuk pada proses sebelumnya barangkali tertiup angin dan terbawa sehingga menjadi turun hujan di tempat lain dari proses sebelumnya. Awan yang sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak bisa lagi menahan beban air akan jatuh ke daratan, kemudian menjadi titik-titik hujan.
Ukuran titik-titik hujan bervariasi mulai dari 0,5 milimeter atau lebih besar. Sementara, hujan gerimis berukuran kurang dari 0,5 millimeter. Ukuran tersebut biasanya bervariasi tergantung lokasi awan yang menurunkan hujan. Gerimis diturunkan oleh awan dangkal, sementara hujan deras diturunkan oleh awan dengan tinggi menengah atau sangat tinggi.
Lantaran posisi hujan yang sangat tinggi, udara di tempat awan berada sangat dingin, kemudian biasanya hujan akan jatuh sebagai salju ataupun es. Semakin menurun mendekati daratan, es itu akan mencair menjadi air hujan. Semakin mendekati daratan, suhu akan semakin menghangat, kemudian mencairkan titik-titik es.
Perlu diketahui, setiap belahan bumi memiliki curah hujan berbeda-beda. Misalnya di wilayah padang pasir curah hujannya hanya kurang dari 10 milimeter hujan per tahun. Berbeda halnya dengan negara tropis seperti Indonesia yang rata-rata memiliki curah hujan 2.000-3.000 milimeter per tahun.
Hal yang perlu diwaspadai adalah hujan asam, yaitu awan yang terdiri dari gumpalan uap air, juga mengandung partikel lain seperti debu, garam, asap, dan polutan. Apabila awan mengandung senyawa sulfur dioksida dan nitrogen oksida, kemudian kedua zat itu berinteraksi dengan air, maka akan menjadi hujan asam.
Hujan asam sangat berbahaya bagi tanaman, binatang, tanaman laut, dan tanah. Senyawa sulfur dioksida dan nitrogen dioksida sebenarnya terkandung di dalam udara normal. Namun, pada beberapa kondisi, kadar kedua senyawa tersebut meningkat di udara. Kondisi yang bisa menyebabkan kedua zat tersebut meningkat misalnya erupsi gunung berapi dan asap pembakaran bahan bakar fosil.
Why? Climate Change – Perubahan Iklim
Ada beberapa jenis hujan yang jatuh ke bumi. Pasti di antaranya pernah kamu lihat secara langsung. Hujan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu hujan konvektif, hujan orografis atau relief, hujan frontal, dan hujan muson.
Hujan konvektif adalah proses yang terjadi akibat perbedaan panas di lapisan udara dan permukaan tanah. Semakin tinggi naik ke atmosfer, udara panas akan menjadi dingin, hingga akhirnya uap air yang mengembun mulai membentuk awan cumulonimbus yang turun menjadi hujan.
Namun demikian, jenis hujan ini terjadi tidak pada seluruh wilayah, melainkan hanya pada cakupan wilayah yang kecil sehingga sering kali kamu bisa melihat di daerah tertentu hujan turun dengan deras, tetapi sekitarnya tidak hujan.
Cerita tentang Hujan dan Matahari
Proses Terjadinya Hujan – Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai Maret, sementara musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September.
Saat musim hujan tiba, hujan biasanya turun setiap saat mulai pagi, siang, sore, bahkan sampai malam. Sementara itu, intensitas hujan yang turun di musim ini juga berbeda-beda, ada yang berlangsung sangat deras dan ada pula yang sekadar gerimis.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan merupakan bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat. Hal itu berasal dari kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi.
Pada dasarnya, kehidupan semua makhluk sangat bergantung pada keberadaan air, salah satunya bersumber dari hujan. Sebab, hujan akan menjadi sumber air yang penting apabila kita tidak bisa mengakses sumber air lainnya, seperti sungai, danau, ataupun sumur. Selain itu, air hujan juga memiliki banyak manfaat. Misalnya, untuk mengairi lahan pertanian, kepentingan industri, dan pembangkit listrik.
Hujan menjadi sumber air bersih utama di sebagian besar wilayah di dunia. Sebab, air yang dihasilkan oleh hujan tersebut dapat membantu berbagai ekosistem. Tak kalah penting, fenomena hujan adalah bagian dari proses terbentuknya air. Saat air itu jatuh ke permukaan bumi, saat itulah disebut sebagai hujan. Sebab, tidak semua air yang jatuh dapat mencapai bumi. Banyak di antaranya yang menguap begitu saja. Kondisi tersebut kerap terjadi di daerah panas dan kering seperti padang gurun.
Bebragai fenomena perubahan iklim global beserta implikasi lainnya juga bisa Grameds pelajari dan temukan pada buku Sains Perubahan Iklim yang terdiri dari 6 bab dan masing-masing membahas fenomena yang berbeda.
Sains Perubahan Iklim
Kapan Proses Milling Adalah Mulai Ditemukan?
Mesin Milling dipercaya telah ditemukan sejak abad 17. Awal kemunculnya sendiri pertama kali digunakan oleh salah satu pembuat jam pada saat itu. Lalu sekitar pada abad 18 di Amerika Serikat, digunakanlah mesin yang serupa dengan mesin bubut. Bedanya, pada mesin ini alat pemotongnya difungsikan untuk memutar benda kerja yang dalam keadaan diam.
Penemu mesin milling yang telah mengalami perkembangan ini bernama Eli Whitney pada tahun 1818. Setelah penemuannya itu, Eli Whitney dipercaya untuk memproduksi Musket yang dipesan oleh pemerintah dalam skala besar. Kemudian ia memanfaatkan kesempatan itu untuk pembuatan suku cadang tersebut. Setelah prototipe proses milling pertama dibuat, ia mulai mengembangkan lagi mesin milling semi otomatis yang kian lama kian meningkatkan berbagai proses industri yang sedang berjalan.
Tak hanya itu, Whitney juga menambahkan tools pemotong ke dalam mesin. Saat ini, kita bisa merasakan banyak sekali manfaat dari mesin yang telah diciptakan oleh Whitney yang telah bisa difungsikan untuk berbagai macam teknik pemesinan. Seiring dengan berjalannya waktu, mesin milling ( Frais ) CNC merupakan mesin paling canggih yang memiliki kecepatan produksi tinggi dengan sangat akurat.